cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL" : 5 Documents clear
Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Eschericia Coli Pada Produk Ceker Ayam Bakar Di Gampong Ulee Lheue Kota Banda Aceh Rizki Kurniawan Kurniawan; Darniati Darniati; Mahdi Abrar; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; M. Jalaluddin; Erina Erina
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.20644

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Eschericia coli yang mungkin mengontaminasi produk ceker ayam bakar di Gampong Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Carter (1987) yang telah dimodifikasi. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 10 sampel dan diambil dari 5 pedagang yang berbeda. Sampel diisolasi pada media Nutrient Broth (NB) dan diinkubasikan selama 24 jam dengan suhu 37° C. Hasil positif pertumbuhan pada media NB kemudian diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) untuk dilakukan pengamatan morfologi koloni bakteri secara makroskopis. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan Gram terhadap koloni bakteri untuk pengamatan morfologi secara mikroskopis. Identifikasi bakteri Eschericia coli dilakukan melalui uji biokimia pada media Indol, Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP), Simmon’s Citrate Agar (SCA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfide Indol Motility (SIM), serta media gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan manitol). Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan 9 sampel (90%) positif terkontaminasi Eschericia coli yang disimpulkan bahwa produk ceker ayam bakar yang dijual di Gampong Ulee Lheue Kota Banda Aceh telah terkontaminasi oleh bakteri Eschericia coli.Kata kunci: Ceker ayam, Eschericia coli, Foodborne disease, Ulee LheueABSTRACTThis study aims to isolate and identify the possibility of Eschericia coli contamination on grilled chicken feet products in Gampong Ulee Lheue, Meuraxa District, Banda Aceh City. This research is based on the modified of Carter’s (1987) method. The research sampel used were 10 samples and were taken from 5 different traders. Samples were isolated on Nutrient Broth (NB) media and incubated for 24 hours at 37° C. The positive results of growth on NB media were then inoculated  on  Eosin Methylen  Blue  Agar (EMBA) media  for macroscopic  bacterial colonies morphological observations. Furthermore, Gram staining was performed on bacterial colonies for microscopic morphological observations. Identification of Eschericia coli conducted through biochemical tests on Indole, Methyl Red-Voges Proskauer (MR-VP), Simmon's Citrate Agar (SCA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfide Indol Motility (SIM), and sugars (glucose, sucrose, lactose, maltose, and mannitol). The data from this research were analyzed descriptively and displayed in the form of pictures and tables. The results showed that 9 samples (90%) were positively contaminated with Eschericia coli which concluded that grilled chicken feet products sold in Gampong Ulee Lheue, Banda Aceh City have been contaminated by Eschericia coli bacteria.Keyword: Chicken feet, Eschericia coli, Foodborne disease, Ulee Lheue
Identikasi Parasit Gastrointestinal Pada Harimau (Panthera Tigris) Di Taman Hewan Pemantang Siantar Sumatera Utara Zahwa Tamara Sukma; Yudha Fahrimal; Arman Sayuti; Farida Farida; Teuku Fadrial Karmil; Dwinna Aliza
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.22190

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi parasit gastrointestinal pada harimau (Panthera tigris) di Taman Hewan Pemantang Siantar Sumatera Utara. Sampel dari penelitian ini adalah feses dari 3 ekor harimau sumatera (Pantehra tigris sumatrae) dan 7 ekor harimau benggala (Panthera tigris tigris). Pengambilansampel dilakukan sebanyak 3 kali pada jam yang berbeda dengan jarak 1 minggu. Sampel feses dikumpulkan  pada pagi hari, dimasukkan  kedalam botol  sampel, dan ditambahkan  formalin  10% dengan perbandingan  1:1.  Kemudian  sampel  disimpan didalam  ice  box  dan  dibawa  ke  Laboratorium  Fakultas Kedokteran Hewan Universi   tas Syiah Kuala untuk dilakukan pemeriksaan. Penelitian ini menggunakanmetode sentrifus,  metode  McMaster,  dan  metode  Borray,  serta  dilakukan  analisis deskriptif  terhadap  data  yang diperoleh.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  4  dari 10  ekor  harimau  terdapat  manifestasi  parasite gastrointestinal Toxocara spp dan Ancylostoma spp. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harimau (Panthera tigris) di Taman Hewan Pemantang Siantar Sumatera Utara terinfeksi parasit gastrointestinal Toxocara spp dan Ancylostoma spp.Kata kunci: Parasit gastrointestinal, harimau, Toxocara spp, Ancylostoma spp.ABSTRACTThe purpose of this study was to identify gastrointestinal parasites in tigers (Panthera tigris) in Pemantang Siantar Animal Park, North Sumatra. Samples of this study were the feces of 3 Sumatran tigers (Pantehra tigris sumatrae) and 7 Bengal tigers (Panthera tigris tigris). Sampling was carried out 3 times at differenttimes with 1 week intervals. Stool samples were collected in the morning, put in a sample bottle, and 10% formalin was added with a ratio of 1: 1. Then the sample is stored in an ice box and taken to the Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University for examination. This study used the centrifusmethod, the McMaster method, and the Borray method, as well as a descriptive analysis of the data obtained. The results showed that 4 out of 10 tigers had manifestations of the gastrointestinal parasite Toxocara spp and Ancylostoma spp.The results showed that the tiger (Panthera tigris) in Pemantang Siantar Animal Park, North Sumatra was infected with gastrointestinal parasites Toxocara spp andAncylostoma spp.Keyword: gastrointestinal parasites, tiger, Toxocara spp, Ancylostoma spp.
Pencitraan Ultrasonografi Kesembuhan Auto Skin Graft Yang Diberi Plasma Kaya Trombosit (PKT) Dan Dirawat Dengan Bio Dressing Kulit Ikan Mujair (Tilapia Mozambique) Abellisa Abellisa; Erwin Erwin; Etriwati Etriwati; Amiruddin Amiruddin; Ummu Balqis; Faisal Jamin; Juli Melia
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.24623

Abstract

ABSTRAKSkin graft merupakan tindakan pengambilan kulit dari tubuh donor yang telah dipisahkan dari lokasi suplai darah lokalnya ke area lain. Penelitian ini bertujuan mengamati kesembuhan auto skin graft (ASG) setelah pemberian plasma kaya trombosit (PKT) dan dirawat dengan bio dressing dari kulit Tilapia mozambique (TM) melalui pencitraan ultrasonografi untuk melihat ketebalan jaringan ikat. Penelitian ini menggunakan 6 ekor kucing lokal jantan (Felis catus domesticus ), berumur 1-2 tahun dengan berat badan 2-3 kg yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Semua kucing dibuat defek berukuran 2x2 cm pada area kaki depan, 4 hari kemudian luka ditutup dengan ASG bersumber dari area abdomen. Perawatan ASG menggunakan bio dressing kulit TM (K-1) dan penambahan PKT disertai bio dressing kulit TM (K-2). Pengamatan pertumbuhan jaringan ikat dibawa kulit donor skin graft menggunakan pencitraan USG dilakukan pada hari ke 21 pasca bedah. Hasil pengamatan dibandingkan kelompok yang diberi PKT beserta bio dressing kulit TM (K-2) dengan perbedaan signifikan (P0,05). Penggunaan PKT beserta bio dressing kulit TM (K-2) menunjukkan pertumbuhan jaringan ikat normal pada hari ke-21 dan memiliki potensi untuk digunakan untuk perawatan ASG.     Kata kunci: Auto skin graft, bio dressing, jaringan ikat, plasma kaya trombosit, Tilapia mozambique dan ultrasonografi.  ABSTRACTSkin graft is an act of taking skin from a donor's body that has been separated from the location of its local blood supply to other areas. This aims to observe the healing of auto skin graft (ASG) after administration of platelet-rich plasma (PKT) and treated with bio dressing from Tilapia mozambique (TM) skin through ultrasound imaging to see the thickness of the connective tissue. This study used 6 male local cats (Felis catus domesticus), aged 1-2 years with a body weight of 2-3 kg which were divided into 2 treatment groups. All cats made defects measuring 2x2 cm in the forelegs area, 4 days later the wounds were closed with ASG originating from the stomach area. ASG treatment used skin bio dressing TM (K-1) and addition of PKT accompanied by skin bio dressing TM (K-2). Observation of skin graft connective tissue growth using ultrasound imaging was carried out on the 21st postoperative day. Ultrasound observations showed thicker hyperechoic echogenicity in the ASG treatment using TM skin bio dressing (K-1) compared to the group that was given PKT along with TM skin bio dressing (K-2) with difference significant (P0.05). The use of PKT along with TM skin bio dressing (K-2) showed normal connective tissue growth on day 21 and has the potential to be used for ASG treatment.    Keyword: Auto skin graft, bio dressing, connective tissue, platelet-rich plasma and Tilapia mozambique,and ultrasound.                
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L.) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Culex Spp Indah Wulan Sari; Farida Athaillah; Fadli A. Gani; Winaruddin Winaruddin; Eliawardani Eliawardani; Al Azhar Al Azhar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.12913

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun dan batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai insektisida terhadap tingkat mortalitas nyamuk Culex spp. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Sampel yang digunakan yaitu larva nyamuk Culex spp yang dibiakkan di Laboratorium Parasitologi FKH hingga menjadi nyamuk dewasa. Tanaman serai wangi didapat dari Gayo Lues, esktraksi dilakukan di Laboratorium Farmakologi FKH USK. Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima perlakuan (P1, P2, P3, P4, dan P5), KN sebagai kontrol negative, dan KP sebagai kontrol positif. Masing-masing perlakuan terdiri atas 3 kali ulangan. Perlakuan P1, P2, P3, P4, dan P5 masing-masing diberikan ekstrak serai wangi dengan dosis 50%, 60%, 70%, 80% dan 90%. KN menggunakan aquades, dan KP menggunakan transfluthrin. Pemberian ekstrak dilakukan dengan penyemprotan ke dalam kandang dengan dosis 1 ml untuk setiap pengujian. Pengamatan dilakukan selama 40 menit terhadap mortalitas nyamuk Culex spp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata mortalitas nyamuk Culex spp. dari tiap kelompok perlakuan adalah 0.00±0.00 (KN), 4.67±0.57 (P1), 7.33±1.15 (P2), 10.67±0.57 (P3), 18.67±1.15 (P4), 28.67±0.57 (P5) dan 30.0±0.00 (KP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi sangat berpengaruh nyata terhadap rata-rata tingkat mortalitas nyamuk (P0,01). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak serai wangi (C. nardus L.) dengan konsentrasi 90% memiliki efek insektisida yang paling berpengaruh terhadap mortalitas nyamuk Culex spp.Kata kunci: Citronella, Cymbopogon nardus L., Culex spp, insektisida ABSTRACTThis research aimed to find out the effect of various concentrations of citronella (Cymbopogon nardus L.) leaves and stem extract as an insecticide againts Culex spp. mosquitoes. This research was conducted in the Pharmacology Laboratory and Parasitological Laboratory of Veterinary Medicine Faculty of Universitas Syiah Kuala. The samples used were larvaes of Culex spp which were reared in the Parasitological Laboratory of Faculty of Veterinary Medicine. The citronella leaves and stems were obtained from Gayo Lues and extracted at Pharmacology Laboratory. This research used a Randomized Complete Design (RCB), with five treatment groups (P1, P2, P3, P4, dan P5), KN as negative control, and KP as positive control. This study was conducted in triplicate. Treatment group of P1, P2, P3, P4 and P5 were given citronella extract with concentration of 50%,60%,70%,80% and 90, respectively. The extract was distributed by using spray into the cage at a dose of 1 ml for each test. Observation was conducted for 40 minutes on the mortality rate of Culex spp. The result showed that the average mortality of Culex spp. from each treatment group were 0.00±0.00 (KN), 4.67±0.57 (P1), 7.33±1.15 (P2), 10.67±0.57 (P3), 18.67±1.15 (P4), 28.67±0.57 (P5), and 30.0±0.00 (KP). The concentration of the extract had significant effect on the average mortality of mosquitoes (P0.01). It can be concluded that citronella (C. nardus L.) extract with the concentration of 90% had the most effective insecticidal activity on Culex spp.Keyword: Citronella, Cymbopogon nardus L., Culex spp, insecticide
Anatomi Komparatif Skeleton Appendiculare Pada Itik (Anas Platyrhynchos) dan Entok (Cairina Moschata) Fadli A. Gani; Chika Nahara Ramadhanty; Sri Wahyuni; Muhammad Jalaluddin; Mustafa Sabri; Hamny Sofyan; Lailia Dwi Kusuma Wardhani; Mulyadi Adam
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.26102

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik morfologi dan morfometri tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare antara itik (Anas platyrhynchos) dan entok (Cairina moschata). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa itik jantan (n=3) berumur 1 tahun dengan bobot badan 2-3 kg dan entok jantan (n=3) berumur 1 tahun dengan bobot badan 3-4 kg. Itik dan entok disembelih lalu dilakukan pemisahan (preparir) bulu, kulit, otot-otot dan organ-organ visceral. Setelah proses preparir, preparat direndam dalam larutan deterjen selama enam hari. Tulang-tulang penyusun skeleton appendiculare itik dan entok dipisahkan dari tulang tubuh lainnya. Proses pengawetan tulang dilakukan dengan merendam tulang-tulang dalam larutan formalin 5 % selama tiga hari kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Setelah kering dilakukan pengamatan secara morfologi dan morfometri. Data morfologi dianalisis secara deskriptif sedangkan data morfometri dianalisis dengan uji t (P0,05). Berdasarkan pengamatan tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare terbagi atas dua kelompok tulang, yaitu ossa membri thoracici dan ossa membri pelvinae. Secara morfologi tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare itik dan entok memiliki bentuk yang sama, akan tetapi beberapa tulang entok lebih besar dibandingkan tulang-tulang itik. Secara morfometri ukuran beberapa tulang entok berbeda nyata dengan tulang-tulang itik (P0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare itik dan entok memiliki bentuk yang sama namun beberapa tulang berbeda ukurannya.  Kata kunci:  Itik, entok, skeleton appendiculare, morfologi dan morfometri. ABSTRACT This study aims to identify the morphological characteristics and morphometry of skeleton appendiculare ducks (Anas platyrhynchos) and muscovy ducks (Cairina moschata). The sample used in this study was drakers (n = 3) aged 1 year with a body weight of 2-3 kg and male muscovy (n = 3) aged 1 year with a body weight of 3-4 kg. Each of duck was slaughtered and then separated (for preparir section) to removed feathers, muscles, and visceral organs. After the preparation process the sample was soaked in detergent solution for six days. The skeletal bones that form ducks and muscovy ducks skeleton appendiculare were separated from other bones and subsquently. Soaked in 5% formalin solution for three days then drying it at room temperature. After drying, morphology and morphometry of bones were observed. Morphological data were analyzed descriptively while morphometric data were analyzed by student t test. Based on observations, the bones forming the appendicular skeleton were divided into two groups of bones, namely the thoracic bones and the pelvinae membrane. Morphologically the bones forming the appendiculare skeleton of ducks and Muscovy ducks have the same shape, but some Muscovy duck bones were larger than the bones of ducks. Morphometrically, the sizes of some Muscovy duck bones were significantly different from those of ducks (P0.05). The conclusion of this study is that the bones forming the appendiculare skeleton of ducks and Muscovy ducks have the same shape but several bones differ in size.Keyword:  Ducks, muscovy duck, skeleton appendiculare, morphology, and morphometry.  

Page 1 of 1 | Total Record : 5